Dirut Food Station Terseret Kasus Beras Oplosan: Resmi Jadi Tersangka
Dunia pangan tanah air tengah diguncang kabar mengejutkan. Direktur Utama (Dirut) Food Station, perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor distribusi pangan, resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan beras oplosan yang menghebohkan publik.
Kasus Beras Oplosan Terbongkar
Polisi mengungkap adanya praktik pengoplosan beras dari kualitas rendah menjadi beras premium untuk dijual dengan harga lebih tinggi. Praktik curang ini diketahui sudah berlangsung selama beberapa waktu dan merugikan konsumen sekaligus mencoreng kepercayaan publik terhadap kualitas pangan nasional.
Hasil penyelidikan mendalam akhirnya menyeret nama orang nomor satu di Food Station. Dirut perusahaan tersebut diduga mengetahui, bahkan terlibat dalam kebijakan distribusi yang mengizinkan beredarnya beras oplosan ke pasaran.
Status Hukum Resmi Ditetapkan
Kepolisian menyatakan bahwa bukti yang dikumpulkan cukup kuat untuk menaikkan status Dirut menjadi tersangka. “Kami sudah memeriksa sejumlah saksi dan menyita berbagai dokumen serta sampel beras. Dari hasil pemeriksaan, ada indikasi kuat keterlibatan pimpinan perusahaan,” ujar seorang pejabat kepolisian.
Dirut Food Station sendiri kabarnya telah beberapa kali dipanggil untuk pemeriksaan dan kini resmi ditahan untuk pendalaman lebih lanjut.
Dampak bagi Kepercayaan Publik
Kasus ini bukan hanya menimbulkan kerugian ekonomi, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap distribusi pangan, khususnya beras premium yang menjadi kebutuhan pokok jutaan keluarga. Banyak konsumen merasa kecewa karena beras yang mereka beli tidak sesuai dengan kualitas yang dijanjikan.
Pemerhati pangan menyebut, skandal ini bisa mengganggu stabilitas harga beras di pasaran jika tidak segera ditangani dengan tegas.
Langkah Lanjut Aparat dan Pemerintah
Polisi menegaskan akan terus menelusuri apakah ada pihak lain yang ikut terlibat dalam praktik curang ini, baik dari internal perusahaan maupun dari jaringan pemasok. Pemerintah daerah dan pusat juga diminta untuk lebih ketat mengawasi rantai distribusi pangan agar kasus serupa tidak terulang.