Pemerasan Berkedok Pengawalan: 3 Pelaku Tertangkap di Kalideres
Tindakan kriminal dengan modus baru kembali terjadi di ibu kota. Kali ini, tiga pria ditangkap aparat kepolisian di Kalideres, Jakarta Barat, setelah diduga melakukan pemerasan terhadap sejumlah sopir truk. Ironisnya, aksi mereka dilakukan dengan berkedok sebagai jasa pengawalan, lengkap dengan atribut dan gaya meyakinkan yang membuat banyak korban tak berkutik.
Modus Licik: Menawarkan Jasa, Memaksa Bayaran
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari kepolisian, ketiga pelaku menjalankan aksinya dengan menghampiri truk-truk yang melintas di sejumlah titik rawan di Kalideres. Mereka menawarkan “jasa pengawalan” untuk menjamin keamanan muatan hingga ke tujuan. Namun, tawaran tersebut bukanlah pilihan, melainkan paksaan dengan nada ancaman halus. Korban yang menolak akan mendapatkan intimidasi, bahkan ancaman kekerasan.
“Mereka mengaku bisa mengamankan perjalanan truk, tapi setelah itu langsung minta bayaran tinggi. Jika ditolak, sopir diteror dan dimaki-maki,” ujar Kapolsek Kalideres dalam konferensi pers, Sabtu (17/5).
Beberapa korban bahkan mengaku telah memberikan uang ratusan ribu rupiah hanya demi menghindari keributan.
Tertangkap Tangan di Lokasi
Penangkapan terjadi setelah polisi menerima laporan dari salah satu sopir truk yang merasa diperas. Dengan menyamar sebagai sopir, tim kepolisian melakukan operasi tangkap tangan dan berhasil mengamankan tiga pelaku di kawasan padat lalu lintas Kalideres.
Barang bukti yang diamankan termasuk atribut pengawalan palsu, uang tunai hasil pemerasan, dan alat komunikasi yang digunakan untuk berkoordinasi. Para pelaku kini tengah diperiksa intensif untuk mengungkap kemungkinan jaringan atau keterlibatan pihak lain.
Merusak Kepercayaan Publik
Aksi pemerasan semacam ini bukan hanya merugikan korban secara finansial, tetapi juga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap profesi jasa pengawalan yang sah dan legal. Banyak pelaku usaha logistik dan sopir mengaku kini merasa was-was, karena sulit membedakan mana pengawal resmi dan mana yang hanya berpura-pura demi keuntungan pribadi.
“Jasa pengawalan sebenarnya penting di rute-rute tertentu, tapi kalau malah disalahgunakan begini, kami jadi takut pakai jasa siapa pun,” ungkap seorang sopir truk yang kerap melintasi rute Jawa–Sumatera.
Pihak Berwenang Perketat Pengawasan
Polisi berjanji akan meningkatkan patroli di wilayah-wilayah rawan dan bekerja sama dengan asosiasi transportasi untuk mengedukasi para sopir agar lebih waspada terhadap modus serupa. Selain itu, masyarakat diimbau untuk segera melapor jika menemukan tindakan mencurigakan, terutama dari orang-orang yang mengaku petugas pengawalan tanpa surat tugas resmi.
Kasus pemerasan berkedok pengawalan ini menjadi bukti bahwa kejahatan terus berkembang dalam berbagai bentuk. Tiga pelaku yang tertangkap di Kalideres hanyalah puncak gunung es dari ancaman yang mengintai para pelaku transportasi. Diperlukan sinergi antara aparat, pengusaha, dan masyarakat agar ruang gerak pelaku kriminal semakin sempit, dan Jakarta tetap menjadi kota yang aman untuk semua.