Tawuran Maut di Ciracas: Remaja 18 Tahun Tewas Usai Dibacok di Tulang Ekor
Suasana mencekam menyelimuti kawasan Ciracas, Jakarta Timur, setelah sebuah tawuran antar kelompok remaja pecah dan menelan korban jiwa. Seorang remaja berusia 18 tahun tewas secara tragis akibat bacokan senjata tajam tepat di bagian tulang ekor. Peristiwa berdarah ini terjadi pada dini hari dan langsung mengguncang warga sekitar.
Tawuran yang Berujung Maut
Menurut keterangan pihak kepolisian, insiden bermula dari ajakan tawuran yang tersebar melalui media sosial. Dua kelompok remaja dari wilayah berbeda bersepakat “bertemu” di jalanan Ciracas untuk menyelesaikan konflik dengan kekerasan.
Pertemuan yang seharusnya menjadi ajang unjuk nyali berubah menjadi tragedi. Korban berinisial RZ, masih duduk di bangku SMA, menjadi sasaran serangan brutal dari lawan. Ia terpeleset saat hendak melarikan diri, lalu langsung dibacok menggunakan celurit oleh pelaku hingga mengalami luka parah di bagian punggung bawah.
“Korban mengalami luka terbuka dalam di tulang ekor. Saat kami temukan, kondisinya sudah kritis dan kehilangan banyak darah,” ujar Kanit Reskrim Polsek Ciracas.
RZ sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun nyawanya tidak tertolong.
Polisi Kejar Pelaku, Sita Senjata Tajam
Hingga kini, polisi telah mengamankan beberapa remaja yang diduga terlibat dalam aksi tawuran tersebut. Dari lokasi kejadian, petugas juga menyita sejumlah barang bukti berupa celurit, gir motor, dan senjata tajam lainnya yang digunakan dalam perkelahian.
“Beberapa pelaku sudah kami identifikasi lewat rekaman CCTV dan keterangan saksi. Kami akan buru siapa pun yang terlibat, termasuk provokatornya,” tegas Kapolres Metro Jakarta Timur.
Warga Resah, Orang Tua Menjerit
Tragedi ini memicu kemarahan dan keprihatinan warga sekitar, terutama para orang tua. Mereka meminta aparat dan pemerintah setempat untuk meningkatkan patroli malam dan mengawasi aktivitas remaja di media sosial.
“Anak saya seumuran korban. Ngeri rasanya membayangkan mereka main keluar malam-malam. Tawuran sudah kayak ajang pamer kekerasan, bukan sekadar salah paham lagi,” ujar seorang ibu rumah tangga.
Pemerintah dan Sekolah Diminta Terlibat
Pakar pendidikan dan tokoh masyarakat meminta agar pendidikan karakter di sekolah diperkuat, serta dukungan psikologis diberikan kepada para pelajar yang terpapar budaya kekerasan. Mereka menilai bahwa solusi atas tawuran tidak cukup hanya dengan penegakan hukum, tapi juga harus menyentuh akar persoalan: lingkungan, pergaulan, dan pembentukan nilai-nilai remaja.
Tewasnya RZ di Ciracas menjadi pengingat keras bahwa tawuran bukan sekadar kenakalan remaja, melainkan ancaman nyata bagi nyawa dan masa depan generasi muda. Penegakan hukum harus dibarengi dengan edukasi, pengawasan, dan peran aktif semua pihak — orang tua, sekolah, hingga pemerintah — agar tragedi serupa tidak kembali terjadi di sudut-sudut kota lainnya.