Virus Hanta Masuk Radar Kesehatan RI: Bahaya Laten dari Sudut Rumah Anda
Di tengah sorotan terhadap berbagai penyakit menular seperti COVID-19 dan demam berdarah, kini muncul satu nama baru yang mulai masuk dalam radar kewaspadaan Kementerian Kesehatan Indonesia: virus Hanta. Meskipun belum sepopuler virus-virus lainnya, ancaman dari Hanta tidak bisa dianggap enteng. Diam-diam, virus ini bisa membawa penyakit mematikan yang bersumber dari hewan yang sangat dekat dengan kehidupan manusia — tikus.
Apa Itu Virus Hanta?
Virus Hanta adalah kelompok virus yang ditularkan ke manusia terutama melalui paparan air liur, urine, atau kotoran tikus yang terinfeksi. Ketika partikel virus tersebut menguap ke udara—misalnya saat menyapu area yang kotor dan lembap—virus dapat terhirup oleh manusia tanpa disadari. Dalam kasus tertentu, virus ini juga dapat masuk melalui luka terbuka atau kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi.
Gejala awal infeksi virus Hanta menyerupai flu biasa: demam tinggi, sakit kepala, mual, dan nyeri otot. Namun, jika tak ditangani dengan cepat, gejalanya bisa memburuk menjadi sindrom paru Hantavirus (HPS) yang menyebabkan sesak napas hebat hingga gagal napas, bahkan kematian. Tingkat fatalitas HPS bisa mencapai 30–40%, menjadikannya salah satu penyakit zoonosis yang sangat berbahaya.
Indonesia Mulai Waspada
Beberapa laporan kasus mencurigakan dan hasil pengamatan dari Balitbangkes serta dinas kesehatan daerah mulai menunjukkan perlunya perhatian terhadap virus ini. Dengan kondisi geografis Indonesia yang tropis serta kebersihan lingkungan yang beragam, penyebaran virus melalui tikus sangat mungkin terjadi, terutama di daerah padat penduduk, pemukiman kumuh, atau area yang dekat dengan tempat penimbunan sampah.
Kementerian Kesehatan telah memasukkan virus Hanta ke dalam daftar penyakit yang perlu diwaspadai dalam sistem surveilans nasional, meskipun belum dikategorikan sebagai wabah. Pemerintah juga mendorong rumah sakit untuk melakukan deteksi dini terhadap pasien dengan gejala mirip flu berat yang disertai gangguan paru-paru akut.
Tikus di Rumah: Ancaman yang Sering Diremehkan
Yang membuat virus ini begitu berbahaya adalah karena sumber penularannya sering dianggap biasa—tikus rumah. Hewan pengerat ini sering kali bersembunyi di loteng, saluran air, dapur yang lembap, atau bahkan di gudang tempat menyimpan barang lama. Banyak orang menganggap kehadiran tikus hanya sebagai gangguan kebersihan, padahal mereka bisa menjadi vektor penyakit mematikan.
Apalagi di musim hujan, ketika tikus lebih sering masuk rumah untuk mencari tempat yang kering dan hangat. Tanpa sadar, mereka meninggalkan jejak biologis yang bisa menjadi jalur penularan virus.
Langkah Perlindungan Diri
Kementerian Kesehatan bersama pakar penyakit menular menyarankan beberapa langkah sederhana namun penting untuk mencegah penularan virus Hanta:
• Menjaga kebersihan rumah, terutama area lembap dan tersembunyi.
• Menggunakan masker saat membersihkan gudang atau ruangan lama.
• Menyimpan makanan dalam wadah tertutup agar tidak terkontaminasi tikus.
• Menutup celah atau lubang kecil di rumah yang bisa menjadi akses tikus masuk.
• Segera membersihkan kotoran tikus dengan disinfektan, bukan hanya menyapu atau meniupnya.
Virus Hanta mungkin belum menjadi headline utama di negeri ini, tetapi potensinya sebagai “silent killer” dari balik sudut rumah tak boleh diabaikan. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sanitasi, pengendalian hama, dan deteksi dini menjadi kunci utama untuk mencegah virus ini berkembang lebih jauh.
Tikus mungkin kecil, tapi virus yang mereka bawa bisa menjadi ancaman besar. Saatnya waspada—mulai dari rumah sendiri.